Penulis: Adian Husaini
Editor: Harda Armayanto
Penerbit: CIOS UNIDA Gontor
Cetakan I: Juni 2024
Deskripsi: 58 + xiii hlm.; 12 x 18 cm
Sinopsis
Faktor transformasi ilmu pengetahuan dari umat Islam memiliki peran signifikan dalam membawa Barat keluar dari abad kegelapan (Dark Ages) menyongsong abad pencerahan (Renaissance). Dengan penerjemahan karya-karya Muslim dari bahasa Arab ke bahasa Latin, Barat mulai mentransfer ide-ide, konsep-konsep, dan teori-teorinya ke dalam pandangan hidup Barat yang merupakan campuran dari Yunani, Romawi, Yahudi, Kristen, dan tradisi bangsa-bangsa Eropa yang liberal itu.
Karena proses itu, pemikiran umat Islam tidak lagi dapat dikenali. Mereka telah mengalihbahasakan dan bahkan mengganti nama-nama Muslim menjadi nama-nama Latin, seperti Avicenna, Averroes, al-Gazel, Avem, Pace, dan sebagainya, atau menghilangkan sama sekali. Yang lebih penting lagi adalah meletakkan sains-sains Islam itu ke dalam pandangan hidup mereka yang sekuler.
Pada akhirnya, paham sekularisme yang menjadi akar kebudayaan Barat bersifat ekspansif, sehingga membutuhkan proses untuk menjadikan segala sesuatu sekuler. Proses itu dinamakan sekularisasi. Dengan proses ini, manusia dewasa menjadi lebih mementingkan kehidupan material ketimbang spiritual. Agama hanya diletakkan dalam kehidupan privat dan tidak boleh masuk ke dalam ruangan publik. Pada poin inilah Seyyed Hossein Nasr menyimpulkan bahwa sekularisasi telah berhasil memindahkan kehadiran spiritualitas dari semua aspek pemikiran dan kehidupan manusia.
Pemikiran dan kehidupan manusia Barat sekarang ini menjadi kosong dari yang sakral, pemikiran dan kehidupan mereka tidak lagi merujuk kepada agama. Akhirnya sekularisme menjadi konsep tentang filsafat kehidupan. Sekularisme menjadi filsafat hidup yang membentuk moral dan nilai kehidupan berdasarkan pikiran manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, moralitas dianggap bersumber pada nilai-nilai yang diciptakan manusia sendiri. Hasilnya “secularism destroys the sanctity and universality (transcendence) of all moral values”. Ya, sekularisme menghancurkan kesucian dan universalitas seluruh nilai moral. Manusia memanfaatkan kreasi manusia lainnya tanpa adanya kontrol dari manusia itu.
Pusat Unggulan IPTEK Perguruan Tinggi Centre for Islamic and Occidental Studies Universitas Darussalam Gontor (PUI-PT CIOS UNIDA Gontor)