SIMAN–Sebagai bentuk upaya menghidupkan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi di tengah tantangan pemikiran kontemporer, Nursi Corner Universitas Darussalam Gontor kembali mengadakan Kajian Kitab Risale-I Nur Karya Badiuzzaman Said Nursi: Al-Kalimat, Ahad (11/6) siang. Acara rutin ini didukung oleh CIOS dan Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam Gontor.
Ustadz Qosim Nurseha Dzulhadi menjadi pemateri kajian ini. Sebagai mahasiswa S-3 Akidah dan Filsafat Islam Universitas Darussalam Gontor yang tidak lama lagi menyelesaikan studinya, ia sudah lama mendalami kitab-kitab karya Said Nursi dan tertarik sepenuhnya pada pemikiran salah satu ulama asal Turki tersebut. Sehingga, fokus disertasinya pun tidak jauh dari pemikiran Said Nursi.
Pada kajian kali ini, Ustadz Qosim Nurseha Dzulhadi melanjutkan pembahasan al-Kalimat al-Khamisah mengenai kewajiban seorang Muslim, yaitu beribadah kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam pembahasan ini, dijelaskan bahwa transaksi jiwa, harta, dan ibadah kepada Allah, serta jihad fi sabilillah merupakan transaksi yang paling menguntungkan dan mulia.
“Hal tersebut dimisalkan oleh Said Nursi dalam sebuah cerita tentang dua orang prajurit. Prajurit pertama selalu berusaha dan berlatih sebagai bentuk kewajiban yang harus ia lakukan. Sedangkan prajurit kedua hanya bermalas-malasan dan melalaikan kewajibannya, bahkan lebih mementingkan urusan pribadinya daripada memikirkan urusan negaranya,” ujar Ustadz Qosim.
“Ibadah ibarat latihan yang harus dilakukan oleh seorang prajurit. Mujahadah manusia terhadap hawa nafsunya (meninggalkan keburukan dan akhlak tercela) ibarat sebuah perang. Karena itu, jika seorang Muslim beribadah dan melakukan mujahadah terus menerus, maka ia termasuk golongan orang-orang yang beruntung dan mulia di sisi Allah SWT.”
Selanjutnya, Ustadz Qosim mengungkap satu istilah menarik dari Said Nursi, yaitu bay‘un nafsi. Secara bahasa, istilah tersebut bisa bermakna ‘transaksi jiwa‘. Akan tetapi, yang dimaksud Said Nursi adalah jihad fi sabilillah. Saat berjihad, seseorang akan berada di antara dua kemungkinan, yaitu hidup atau mati.
“Begitulah Said Nursi memberikan penjelasan mengenai nilai-nilai keislaman dalam bukunya. Ia menjelaskannya dengan istilah yang menarik agar dapat dipahami oleh murid-muridnya dan para pembaca kitab-kitabnya,” kata Ustadz Qosim menyimpulkan.
Sebagai penutup kajian, Ustadz Qosim membacakan kata-kata mutiara tentang perbandingan kehidupan dunia dan akhirat dari Badiuzzaman Said Nursi.
“Jika engkau menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan lalu mengerahkan seluruh potensimu padanya, maka engkau tidak ubahnya seperti burung yang paling hina. Namun, jika engkau menjadikan kehidupan akhirat sebagai akhir impian serta menggunakan kehidupan dunia sebagai sarana dan ladang untuk meraih akhirat, lalu engkau berusaha untuknya, maka engkau seperti pemimpin seluruh makhluk hidup dan hamba yang mulia di sisi Sang Pencipta Yang Maha Mulia. Engkau juga akan menjadi tamu yang mulia dan terhormat di dunia ini”. chandra