SIMAN–Akhir-akhir ini, pernyataan Mun‘im Sirry terkait Al-Qur’an benar-benar mengusik umat Islam. Menurutnya, lebih dari 2/3 kandungan Al-Qur’an diadopsi dari Bible. Menanggapi hal tersebut, dalam acara CIOS Researcher Forum (CRF), Selasa (23/7) lalu, salah satu peserta PKU, Ustaz Alif Salama Samsul membuktikan bahwa Al-Qur’an sama sekali bukan hasil plagiasi dari kitab apa pun.
Menurut Ustaz Alif, selain Mun‘im Sirry, sejumlah tokoh Nasrani juga beranggapan bahwa sebagian besar kandungan Al-Qur’an diambil dari Bible. Menurut mereka, sebagai contoh, kisah-kisah di dalam Al-Qur’an sangat mirip dengan kisah-kisah di dalam Alkitab. Ini mungkin terjadi karena Rasulullah saw. Sendiri memiliki sahabat dari kalangan Nasrani dan yahudi, yaitu Rahib Buhairah dan Waraqah.
Sebenarnya, anggapan semacam ini digagas oleh seorang orientalis bernama Abraham Geiger. Ia adalah tokoh dan pendiri Yahudi liberal di Jerman, dikenal sebagai sejarawan, agamawan, pengarang, dan reformis agama Yahudi. Di dalam bukunya yang berjudul Was Hat mohammed Aus Dem Judenthume Aufgenommen, ia menulis jelas bahwa Al-Qur’an hanyalah bentuk adaptasi dari ajaran Yahudi dan Nasrani.
Hal ini dijawab tegas oleh Muhammad Mustafa al A‘zami, penulis buku berjudul Sejarah Teks Al-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi. Menurutnya, tuduhan orientalis terhadap Al-Qur’an sebagai imitasi dari ajaran Yahudi dan Nasrani merupakan sesuatu yang harus ditolak tanpa perlu berpikir.
Dalam buku berjudul Hal al-Qur’ān al-Karīm Muqtabis min Kutub al-Yahūd wa al-Nashārā, Sami Amiri menjelaskan, sebenarnya, yang terdapat di dalam Al-Qur’an tidak dapat dianggap sebagai salinan, melainkan komentar dan perbaikan terhadap pemahaman Yahudi dan Nasrani.
Adapun terkait pertemuan Rasulullah saw. dengan Buhairah dan Waraqah tidak bisa dijadikan bukti terjadinya plagiasi yang dimaksud. Menurut Syekh Badr al-Aini, pertemuan Rasulullah saw. dengan Waraqah sangatlah singkat sekadar menanggapi pengalaman beliau di Gua Hira. Sedangkan pertemuan Rasulullah saw. dengan Buhairah hanya terjadi sekali. Itu pun dialami beliau saat berusia belia, ketika bepergian dengan pamannya menuju Syam untuk berdagang.
Jadi, adanya kesamaan atau kemiripan ajaran bukanlah alasan terpengaruhnya Al-Qur’an oleh kitab sebelumnya. Kalaupun ada kemiripan, tentu menjadi bukti bahwa Al-Qur’an beserta Taurat atau Injil yang otentik bersumber dari Allah sebagai kitab wahyu. Selain itu, jika Rasulullah saw. pernah belajar dan terpengaruh oleh kaum Yahudi dan Nasrani, maka seharusnya tercatat dalam sejarah. Akan tetapi, hal itu tidak bisa dibuktikan sekaligus membatalkan klaim bahwa Rasulullah saw. terpengaruh ajaran sebelumnya. iqbal